Sriwijaya Protes Pembatasan Dana Klub

Add caption
Manajemen Sriwijaya FC (SFC), menyatakan keberatan atas kebijakan PSSI soal anggaran operasional setiap tim yang tidak boleh melebihi Rp15 miliar dalam satu musim.

"Tidak mungkin hanya dengan Rp15 miliar dapat mengikuti kompetisi dalam satu musim. Ini kami nyatakan berdasarkan pengalaman dalam mengelola klub selama tiga musim terakhir," kata Hendri Zainuddin.
"Dalam satu musim, setiap klub harus menjalani laga tandang dan kandang, dan ini membutuhkan dana yang tidak sedikit. Belum lagi, untuk membayar gaji pemain lokal dan pemain asing," tambahnya.

Apalagi setelah kompetisi dipastikan tetap digelar dalam satu wilayah dengan 24 kontestan, setelah sebelumnya sempat ditetapkan dua wilayah, kata Hendri.

"Dengan tetap 18 peserta saja, tidak mungkin dengan Rp15 miliar, apalagi saat ini telah bertambah menjadi 24 peserta. Bagaimana mendanai klub hanya dengan Rp15 miliar itu," ujarnya seraya mempertanyakan kebijakan PSSI yang terus-menerus membuat pesertanya kebingungan.

Dia menerangkan, agar selaras dengan ketentuan itu, PSSI juga menetapkan aturan lain yakni membatasi gaji pemain profesional maksimal Rp500 juta untuk satu musim kompetisi.

"Seharusnya PSSI lebih menelisik ke dalam, apa bisa pemain timnas dikontrak hanya dengan Rp500 juta," ujar dia.

Hendri juga mempertanyakan sikap PSSI yang kerapkali berubah dalam membuat suatu peraturan.

"Seharusnya PSSI bersikap independen saja, jangan mudah terpengaruh atau diintervensi oleh pihak lain dalam menjalankan organisasi," tegasnya.

Dia menegaskan, pada akhirnya masyarakat akan meletakkan indikator prestasi sebagai penilaian.

"Sebenarnya apa pun yang dilakukan PSSI akan mendapatkan dukungan dari masyarakat asalkan timnas kita berprestasi. Tapi, terkadang beberapa pihak tidak memikirkan hal itu dan lebih mementingkan kepentingan kelompoknya," ujar dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar