 |
| Add caption |
Manajemen Sriwijaya FC tetap yakin duet pelatih Kas Hartadi dan Keith Kayamba Gums akan direstui pihak PSSI. Dengan masuknya 32 klub dalam sistem dua wilayah Liga Indonesia musim ini, maka tidak mungkin semua klub memakai pelatih berlisensi A AFC.
"Ini karena 32 klub yang ada pasti membutuhkan banyak pelatih dan pelatih dengan punya lisensi A nasional pasti dilegalkan. Kita harap begitu, karena tim-tim yang baru masuk tentu akan punya problem membayar honor pelatih asing atau pelatih lokal berlisensi A AFC," kata Direktur Teknis PT Sriwijaya Optimis Mandiri, Hendri Zainudin.
Hendri yakin level pelatih berlisensi A AFC akan mematok nilai kontrak besar, sementara klub-klub yang baru bergabung di kompetisi tertinggi Indonesia akan kesulitan memenuhinya. Untuk itu pihaknya yakin lisensi A nasional akan menjadi alternatif. Apalagi pelatih lokal berlisensi A AFC tidaklah banyak.
"Sementara pelatih asing berlisensi A AFC yang beredar dan berpengalaman di Indonesia juga dapat dihitung. Kendalanya adalah nilai kontrak pelatih asing pasti lebih mahal dan itu sulit dipenuhi klub-klub yang baru bergabung," jelas Hendri.
Sriwijaya berharap PSSI bisa memilih kebijakan dan merestui pelatih lisensi A nasional untuk melatih dan memimpin pertandingan kompetisi Liga Indonesia level 1 musim ini. Sebab jika ngotot meminta pelatih lisensi A AFC, hal itu akan menyulitkan banyak klub.
"Tidak hanya Sriwijaya, kami pikir klub-klub lain juga pasti akan mengalami hal yang sama, kesulitan mencari pelatih yang sesuai regulasi," tegas Hendri.
Sebelumnya PSSI mengeluarkan regulasi setiap klub profesional wajib menggunakan pelatih berlisensi A yang dikeluarkan oleh Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) atau berlisensi dari lembaga lain yang mendapatkan rekomendasi dari AFC.
Dengan demikian Sriwijaya terancam tidak bisa menggunakan jasa Kas Hartadi sebagai pelatih dan Keith Kayamba Gumbs sebagai asisten pelatih. Kas Hartadi hanya memegang lisensi pelatih A nasional. Sedangkan Gumbs baru mengantongi lisensi C yang dikeluarkan oleh PSSI atau lisensi nasional.
Hendri yakin level pelatih berlisensi A AFC akan mematok nilai kontrak besar, sementara klub-klub yang baru bergabung di kompetisi tertinggi Indonesia akan kesulitan memenuhinya. Untuk itu pihaknya yakin lisensi A nasional akan menjadi alternatif. Apalagi pelatih lokal berlisensi A AFC tidaklah banyak.
"Sementara pelatih asing berlisensi A AFC yang beredar dan berpengalaman di Indonesia juga dapat dihitung. Kendalanya adalah nilai kontrak pelatih asing pasti lebih mahal dan itu sulit dipenuhi klub-klub yang baru bergabung," jelas Hendri.
Sriwijaya berharap PSSI bisa memilih kebijakan dan merestui pelatih lisensi A nasional untuk melatih dan memimpin pertandingan kompetisi Liga Indonesia level 1 musim ini. Sebab jika ngotot meminta pelatih lisensi A AFC, hal itu akan menyulitkan banyak klub.
"Tidak hanya Sriwijaya, kami pikir klub-klub lain juga pasti akan mengalami hal yang sama, kesulitan mencari pelatih yang sesuai regulasi," tegas Hendri.
Sebelumnya PSSI mengeluarkan regulasi setiap klub profesional wajib menggunakan pelatih berlisensi A yang dikeluarkan oleh Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) atau berlisensi dari lembaga lain yang mendapatkan rekomendasi dari AFC.
Dengan demikian Sriwijaya terancam tidak bisa menggunakan jasa Kas Hartadi sebagai pelatih dan Keith Kayamba Gumbs sebagai asisten pelatih. Kas Hartadi hanya memegang lisensi pelatih A nasional. Sedangkan Gumbs baru mengantongi lisensi C yang dikeluarkan oleh PSSI atau lisensi nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar